Breaking News

Filosofi Kopi ☕ | PRASINGA


Oleh : Sugihariyadi, MM

Benarkah suasana hidup itu semacam kopi? Betulkah kehidupan bersahabat itu senikmat macam minum kopi? Ini saduran jauh dari mewakili representatif. Namun kesan pendek jelas gamblang sering kita perdengarkan dari kak supri yang coba selalu dianalogikan dengan kopi

Kopi seperti cerita-cerita adalah passion, juga tak jarang menjadi salah satu sarana pencarian bentuk dialog. Kadang mesti merasakan pahitnya sebelum mencapai sensasi terdahsyatnya. Itulah karakter kuat sebuah kopi.

Menikmati kopi harus pelan, ndak boleh terburu-buru agar berkesan. Hidup pun seperti itu. Harus melewati proses untuk merasakan sari patinya. Kopi juga ibarat cermin persahabatan.

Mencintai kopi berarti mencintai satu paket rasa dalam kopi itu; pahit, manis, asam, panas. Seperti halnya persahabatan yang harus menerima kekurangan dan kelebihan. Demikian pula dialog persahabatan juga selalu memungkinkan adanya hal berbeda.

Menghabiskan waktu bersama kopi, tidak mungkin hanya 5 atau 10 menit. Membutuhkan waktu lama, bisa berjam-jam. Selama kopi dinikmati, ada cerita mengalir. Dari cerita kita akan tahu, dari kata hati yang diucapkan secangkir kopi, kita akan kaya. Kaya akan pelajaran, pengertian, dan makna persahabatan.

Demikian pula, dialog kualitas isi pembicaraan semakin ketemu ritme dan bentuk jika dilakukan cukup lama. Inilah gambaran gamblang kita saksikan setiap senin hingga jumat yang dilakukan di ruang H.

Bagaimana bisa disebut sahabat jika masih ada yang tersembunyi di balik hitam pekatnya kopi. Mana mungkin dialog menghasilkan buah manfaat apabila mau menyampaikan gagasan dan pendapat masih ditutup-tutupi unsur ewuh pakewuh. Nah kenyataan aneka rasa dari kopi,  yang selama ini kita nikmati saatnya kita realisasikan menjadi arti persahabatan tanpa aral dan halangan. Termasuk ewuh pakewuh saatnya dibuang dalam tong sampah. Ampun dipelihara, ntar tambah menyakitkan.

Kekhasan espreso yang terdapat pada kopi sama juga rasa dialog kita. Kita masih bisa mengecapnya. Inilah makna terdalam kopi demikian pula tujuan dialog. Intinya sahabat baik bukan yang selalu berkata manis. Tapi dia yang berani berkata benar meskipun pahit. Inilah perbedaan penuh makna yang setiap waktu harus mulai kita lakukan. Semua menjadi pemakluman karena memang kita dari latarbelakang dan proses tempaan yang berbeda.

Formulasi nikmat kopi yang terbentuk dari aneka macam unsur, dia tidak pernah iri, dan dendam. Justru keajaibannya karena pembiasaan saling melengkapi. Bukan malah menghardik apalagi mencemooh dengan kalimat-kalimat tidak perlu.  Sebab persahabatan yang dirajut waktu akan membentuk persaudaraan, dan tidak pernah berbohong. Sama seperti rasa kopi. Sama pula rasa dialog kita.

Sahabat baik tidak mungkin akan menyembunyikan rasa aslinya. Ia akan tetap pahit dan asam sekalipun sudah dicampur menjadi vanilla latte, moccacino, atau caramelly latte sekalipun. Sebab persahabatan adalah kopi. Dan kopi adalah cermin dialog kita. Terkadang terasa manis, pahit, dan memungkinkan tidak selamanya sebagaimana kehendak seperti maksud kita

Semoga sahabat-sahabati yang terkadang diperlakukan kurang pas, oleh kakak-kakak ampun nesu. Karena semua yang dilakukan oleh kakak-kakak kita demi kebaikan bersama.

No comments